Pendidikan dan pengajaran merupakan hal yang serupa namun memiliki beberapa perbedaan. Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan merupakan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.

“Ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani,” merupakan buah dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang cukup terkenal. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi guru bukan hanya menggugurkan kewajiban mengajar atau sekadar ‘bekerja’, tapi juga memberikan hak sepenuhnya kepada peserta didik yang kita didik. Hal terpenting bagi guru adalah memberikan contoh/teladan, memberikan semangat, dan memberikan dorongan supaya peserta didik dapat berkembang sesuai kodratnya.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara ini dapat membuat kita merefleksikan diri sendiri, apakah sebagai pendidik kita sudah merawat peserta didik kita dengan baik. Seperti petani yang memperlakukan tanamannya dengan berbagai perlakuan yang membuat tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik, bahkan menghasilkan buah atau manfaat yang maksimal sesuai jenis tanamannya. Begitu pula pendidik, apakah seorang pendidik sudah memperlakukan peserta didik sesuai dengan karakteristiknya masing-masing, sehingga dapat menghasilkan pendidik yang berkualitas bahkan memberikan manfaat sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Seiring berkembangnya zaman, banyak hal yang berubah dan mengikuti perkembangan zaman yang serba cepat dan instan. Ki Hadjar Dewantara sudah pernah menjelaskan, bahwa dalam mengembangkan peserta didik, kita perlu juga memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman, artinya tidak semua hal perlu kita ikuti dalam berkembangnya zaman ini, namun disesuaikan berdasarkan kebutuhan yang perlu dipenuhi.

Kondisi saat ini bisa jadi banyak proses Pendidikan yang belum sesuai dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Selain perubahan kurikulum, kondisi SDM di Indonesia banyak yang masih belum sesuai, sehingga masih banyak pendidik yang belum melaksanakan perannya sesuai dengan Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Banyak faktor yang menjadikan Pendidikan di Indonesia saat ini belum sesuai, di antaranya karena banyak pendidik di Indonesia yang enggan untuk belajar atau berinovasi untuk mengembangkan peserta. Banyak pendidik yang masih berkutat sebatas transfer materi, bukan untuk mengembangkan peserta didik, sehingga jiwa peserta didik tidak tumbuh dengan maksimal.

Selain itu, tuntutan administrasi yang cukup banyak juga menjadi faktor pendidik kurang maksimal dalam mengembangkan peserta didiknya. Padahal, jika pendidik mampu fokus pada pengembangan peserta didik sesuai kodratnya, tujuan Pendidikan dapat tercapai dengan baik. Terlebih dalam gagasan Menteri Pendidikan saat ini yang mengangkat Kurikulum Merdeka, ini menjadi gagasan yang baik apabila dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan melaksanakan amanat kurikulum merdeka. Peserta didik dapat berkembang sebagaimana kodratnya, seperti pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dan pendidik juga dapat menumbuhkembangkan peserta didik sebagaimana merawat tanaman. Dirawat sepenuh hati, disemai, disiram, dan diberikan pupuk terbaik agar dapat tumbuh sempurna. Tentunya tanaman yang akan tumbuh pun bisa jadi berbeda-beda, ada tanaman buah, tanaman hias, pepohonan, sesuai dengan bibit yang ditanam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *