Raden Ajeng Kartini merupakan pahlawan nasional yang memperjuangkan hak-hak perempuan ( emansipasi ) bahwa perempuan layak mendapatkan kesempatan yang sama dengan yang didapatkan oleh laki – laki. Sebagai penghormatan terhadap perjuangannya, maka setiap tanggal 21 April diperingatilah hari Kartini.

Adapun beberapa contoh hak-hak wanita yang diperjuangkan oleh Kartini adalah seperti kesempatan untuk menuntut ilmu, berkarir dan berkarya di masyarakat, sehingga kaum perempuan bukan hanya terkungkung dalam urusan masak-memasak di dapur saja, tapi bisa juga ikut berpartisipasi dalam beberapa aspek sosial lainnya. Lantas bagaimana pendapat Islam tentang perjuangan Kartini dalam meraih emansipasi wanita tersebut ?

Di dalam Islam, perempuan adalah sosok yang dimuliakan, bukan sosok yang dikucilkan dan diabaikan perannya seperti zaman jahiliah sebelum datangnya ajaran Agama Islam. Sebagaimana amanat yang disampaikan oleh pembina upacara Ustadz Ali Mustofa, Lc., M.Pd, selaku kepala sekolah SMA IT Harapan Bunda Semarang saat upacara sekaligus peringatan hari Kartini pada hari Senin, 22 April 2024.

Beliau menyampaikan bahwasanya Ibu kita Raden Ajeng Kartini memperjuangkan hak- hak perepuan selaras dengan ajaran Agama Islam melaui Rasulnya Nabi Muhammad SAW, dimana ajaran tersebut terdapat pada Al-Qur’an surat Al Ahzab ayat 35 yang bunyinya :

Adapun artinya : “Sesungguhnya muslim dan muslimat, mukmin dan mukminat, laki-laki dan perempuan yang taat, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan penyabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kemaluannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, untuk mereka Allah telah menyiapkan ampunan dan pahala yang besar.”

Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum laki-laki dan perempuan itu memiliki derajat yang sama bahkan diganjar dengan balasan yang sama serta tidak diskriminatif, itu semua akan diberikan oleh Allah kepada mereka, ketika mereka mampu mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupannya sehari-hari.

Selaras dengan ayat tersebut Nabi Muhammad juga bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa kita diperintahkan untuk lebih memprioritaskan bakti kepada seorang wanita ( ibu ) daripada laki-laki, bahkan dalam sebuah hadits juga menjelaskan bahwasanya surga berada di telapak kaki ibu. inilah esensi dari nilai perjuangan Kartini untuk mengembalikan hak wanita dalam perspektif Islam. Dari perjuangan Kartini, kita berharap muncul generasi dari kaum wanita yang religius dan cerdas sehingga mampu memberikan inspirasi serta kontribusi untuk Agama, Nusa dan Bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *