Nglimut, 10–11 Oktober 2025 — Suasana alam yang sejuk dan menenangkan di kawasan Nglimut menjadi saksi semangat luar biasa para peserta Moeslim Student Camp (MSC) 2025). Kegiatan yang digelar selama dua hari ini menjadi ajang pembentukan karakter, kepemimpinan, dan kemandirian bagi para siswa melalui pengalaman belajar yang nyata di alam terbuka.
Sejak hari pertama, peserta langsung diajak mengikuti berbagai kegiatan yang menantang fisik sekaligus melatih kerja sama tim. Kegiatan outbound dan problem solving menjadi momen yang paling seru terdengar tawa dan sorakan semangat memenuhi area perkemahan, menunjukkan betapa antusiasnya para peserta menjalani setiap tantangan.
Menjelang malam, hujan turun membasahi bumi Nglimut. Namun semangat para siswa tak ikut luntur. Dengan penuh antusias, mereka tetap melanjutkan pentas seni malam bakda Magrib, menampilkan berbagai kreativitas dan bakat di bawah rintik hujan. Momen ini menjadi bukti nyata bahwa semangat tidak mudah padam meski cuaca tak bersahabat.
Malam menjelang pagipun berlanjut dengan kegiatan qiyamul lail dan tadabbur alam, mengajak peserta merenungi kebesaran Sang Pencipta di tengah sunyi dan kesejukan malam pegunungan. Suasana khusyuk dan hangat terasa menyelimuti seluruh peserta, menumbuhkan kedekatan spiritual dan rasa syukur yang mendalam.
Keesokan harinya, udara dingin pagi Nglimut tidak menyurutkan semangat para siswa untuk mengikuti berbagai agenda Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Wajah-wajah penuh semangat tampak di setiap aktivitas, menandai betapa kuatnya tekad mereka untuk menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab.
Sebagai penutup, acara pelantikan dewan ambalan menjadi puncak dari seluruh rangkaian kegiatan. Dengan penuh rasa bangga dan haru, para siswa mengikrarkan janji untuk menjadi pemimpin muda yang berintegritas dan berjiwa sosial tinggi.
Moeslim Student Camp 2025 bukan sekadar perkemahan, tetapi sebuah perjalanan pembentukan karakter yang mengajarkan arti kepemimpinan, kerja sama, dan keimanan. Seperti yang diyakini para pendamping, “Pelajaran terbaik tidak selalu datang dari dalam kelas—kadang ia tumbuh dari tawa, lelah, dan doa di bawah langit terbuka.”
